“Dalam menghadapi perubahan dan persaingan itu, kita tidak boleh takut. Kita harus menghadapi persaingan itu dengan cara-cara baru, dengan terobosan-terobosan baru. Kecepatan, kreativitas dan inovasi adalah kunci. Cara-cara lama yang monoton, yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan lagi. Kita harus bisa lebih cepat dan lebih baik dibandingkan dengan negara lain” (Sambutan Presiden RI selaku Penasehat Nasional Korpri, 2019)
Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya guru, pada setiap bulan November banyak momen peringatan nasional sebagai bagian dari renungan dan refleksi kita sebagai bangsa dan abdi masyarakat. Dimulai dari peringatan Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tanggal 10 November untuk mengenang perjuangan heroik bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Kita selalu mengenang perjuangan arek-arek Surabaya melawan Sekutu yang ingin kembali menjajah bangsa Indonesia dan menunjukkan bahwa kita bukan bangsa yang lemah. Pada tanggal 25 November yang lalu, kita baru saja memperingati Hari Guru Nasional dan HUT ke-75 PGRI sebagai bagian dari penguatkan komitmen pengabdian pada bangsa dan negara. Dan hari ini tanggal 29 November 2020, kita juga memperingati HUT ke-49 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI). Sebagai anggota KORPRI, momentum ini dapat menjadi penyemangat pengabdian untuk selalu memperbaiki pelayanan kita kepada masyarakat yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Dalam konteks peringatan HUT ke-49 KORPRI Tahun 2020 ini telah ditetapkan tema peringatan yaitu KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia): Berkontribusi Melayani dan Mempersatukan Bangsa. Tema peringatan tahun ini merupakan penguatan atas tema peringatan tahun yang lalu dengan mengambil jargon: Korpri berkarya, melayani dan menyatukan bangsa”. Sekarang saatnya untuk menunjukkan kontribusinya bukan sekadar ungkapan yang melangit tetapi bukti nyata dalam memberikan sumbah sih pada perubahan pelayanan yang terbaik bagi bangsa dan negara sekaligus menguatkan peran dalam mempersatukan bangsa. Sebagai bangsa yang besar, merawat keIndonesiaan untuk tetap bersatu adalah kewajiban setiap warga negara. Kita selalu belajar kepada perjalanan bangsa-bangsa lain yang gagal mempertahankan rasa nasionalisme sehingga harus terpecah-pecah. Di sinilah dituntut peran strategis KORPRI sebagai pilar dalam penyatuan bangsa yang dikarunia wilayah yang luas, budaya yang beranekaragam, jumlah suku bangsa yang beribu-ribu dan majemuk ini.
Untuk lebih memantapkan peran KORPRI bagi bangsa Indonesia, pada setiap peringatan HUT KORPRI selalu diingatkan dalam bentuk refleksi perjalanan KORPRI dari masa ke masa. Penataan wadah organisasi Pegawai Republik Indonesia telah dilakukan pada awal era Orde Baru dengan munculnya Keppres RI Nomor : 82 Tahun 1971 tentang KORPRI. Berdasarkan Kepres tanggal 29 November 1971 itu, KORPRI “merupakan satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh pegawai RI di luar kedinasan”. Tujuan pembentukan Korps Pegawai ini adalah agar “Pegawai Negeri RI ikut memelihara dan memantapkan stabilitas politik dan sosial yang dinamis dalam negara RI”. Korpri merupakan organisasi yang anggotanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, pegawai BUMN, BUMD serta anak perusahaan.
Pendirian wadah tunggal bagi pegawai Republik Indonesia ini dilatarbelakangi sejarah yang panjang sejak zaman kolonial Hindia Belanda, Penjajahan Jepang, Masa Awal Kemerdekaan, dan Masa Orde Lama. Selama masa kurun waktu tersebut, para pegawai terkotak-kotak dengan afiliasi kepentingan yang beragam yang pada titik tertentu tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Pegawai Republik Indonesia yang diharapkan dapat memberikan pelayanan masyarakat dan pengabdian pada bangsa dan negara yang terbaik, kadang dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan sempit dan sesaat yang merugikan masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, saat ini KORPRI berkomitmen dan teguh dalam pengabdian terbaik pada masyarakat, pemerintah, bangsa, dan negara. KORPRI mengambil sikap netral dari kepentingan-kepentingan politik dan lebih mengedepankan pada loyalitas kepada pemerintah, bangsa, dan negara serta berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Tema kontribusi pelayanan yang terbaik didasarkan pada kondisi riil saat ini di mana bangsa Indonesia dihadapkan pada persaingan global yang sangat menentukan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia. Bangsa yang mampu bertahan hidup adalah bangsa yang mampu memenangkan persaingan bukan menghindari persaingan. Setiap kesempatan Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo selalu mengingatkan tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Kuncinya adalah memberikan pelayanan terbaik yang mampu mengalahkan bangsa lain, bukan sekadar pelayanan yang lebih baik dari sebelumnya, apalagi memberikan pelayanan apa adanya. Selain konteks pelayanan, Presiden RI juga selalu mengingatkan bahwa negara kita adalah negara besar. Negara dengan 17 ribu pulau, dengan agama, suku, budaya dan bahasa daerah yang beragam. Kita adalah negara yang bhinneka tunggal ika. Keberagaman ini adalah kekuatan kita. Kemajemukan adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, yang harus kita jaga dan rawat bersama-sama.
Sekarang bagaimana kita sebagai guru dapat mengambil peran dalam tema HUT KORPRI Tahun 2020 di atas sesuai dengan tugas dan kewajiban kita sebagai guru. Jika reformasi birokrasi diarahkan pada pelayanan publik yang prima, maka sebagai guru harus memberikan pelayanan kepada siswa secara prima, selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik. Mental dilayani yang menganggap murid sebagai objek yang harus melayani guru, guru harus dihormati murid dengan menempatkan murid sebagai objek haruslah diubah. Harus ada reorientasi pelayanan yang terus menerus berubah ke arah yang lebih baik. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini dalam melayani siswa. Implementasinya adalah selalu mencari cara-cara terbaik dalam pembelajaran dan bimbingan, membuat terobosan-terobosan baru yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik dalam rangka meweujudkan merdeka belajar. Hanya dengan cara ini ini maka pelayanan yang bermutu dalam dunia pendidikan akan dapat kita wujudkan sekaligus sebagai wujud reformasi birokrasi di dunia pendidikan yang menjadi tema utama dalam perbaikan pelayanan publik di dunia pendidikan.
Peran lain yang juga sangat strategis adalah bagaimana guru dapat memainkan peran sebagai pemersatu bangsa melalui dunia pendidikan. Kita sadari bahwa keberdaan guru tersebar dari barat ke timur, dari utara ke selatan wilayah Republik Indonesia. Dari wilayah perkotaan, wilayah tertinggal, terbelakang dan perbatasan terdapat sosok-sosok guru yang terus mengabdi. Dengan mengambil peran strategis sebagai pemersatu bangsa, maka kita berkontribusi dalam merawat Indonesia kita yang kaya ini. Dalam konteks filosofi Jawa, sosok guru adalah sosok yang “digugu dan ditiru”. Sosok yang keberadaannya sebagai panutan dan diindahkan serta dijalankan perintahnya. Oleh karena itu jadilah guru yang menjadi contoh untuk merawat bangsa Indonesia sampai kapanpun. Akhirnya, teruslah kita mengabdi memberikan pelayanan terbaik dan menjadi guru yang memiliki kekuatan kolektif untuk terus menjadi pemersatu bangsa.
Selamat mengabdi dan menginspirasi!!! (Murtiningsih, S.Pd., M.Pd., 2020)
SMK Bisa !
SMK Hebat !
SMK Negeri 2 Magelang Juara Dan Unggul !
Copyright © 2017 - 2025 SMK NEGERI 2 MAGELANG All rights reserved.
Powered by sekolahku.web.id